Bali – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak penguatan kerjasama sebagai keluarga Pasifik dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Tuvalu. Pertemuan tersebut juga diikuti oleh pertemuan bilateral pertama dengan Perdana Menteri Sao Tome dan Principe, Patrice Emery Trovoada, yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Rabu (11/10).
Kedua pertemuan bilateral tersebut dilakukan di sela-sela KTT Forum Negara-Negara Kepulauan dan Pulau-Pulau (AIS). “Penguatan kerjasama penting sebagai keluarga Pasifik dalam menghadapi tantangan bersama,” kata Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Tuvalu.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menekankan bahwa kerjasama harus didasarkan pada semangat kolaborasi dan saling menghormati. “Termasuk kedaulatan dan integritas teritorial yang sangat penting untuk mewujudkan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil dan sejahtera,” tambahnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia juga menyuarakan aspirasi negara-negara Pasifik di berbagai forum, termasuk saat Indonesia memimpin ASEAN dan G20. Presiden Jokowi juga mengapresiasi kehadiran Perdana Menteri Tuvalu di KTT Forum AIS.
Presiden Jokowi menilai bahwa KTT Forum AIS merupakan momentum penting untuk memobilisasi solidaritas melalui kolaborasi dan kerjasama inklusif negara-negara kepulauan dan pulau-pulau.
Setelah pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Tuvalu, Presiden Jokowi kemudian mengadakan pertemuan bilateral pertama dengan Perdana Menteri Trovoada. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk memperkuat solidaritas dan kerjasama selatan global sesuai dengan Semangat Bandung 1955.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, PM Trovoada menyampaikan rasa terima kasihnya atas undangan dari Indonesia kepada Sao Tome dan Principe untuk berpartisipasi dalam KTT Forum AIS 2023. PM Trovoada juga yakin bahwa dengan kepemimpinan Indonesia, KTT Forum AIS tahun ini akan mampu menghasilkan sejumlah kesepakatan. PM Trovoada percaya hal ini karena negara-negara pulau dan pulau-pulau yang hadir memiliki semangat untuk kerjasama selatan-selatan.
